BENGKALIS,Riauline.com - Pagi itu, Rabu (18/9), suasana di kilang PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Sungai Pakning tampak biasa saja. Para pekerja beraktivitas seperti rutinitas harian, hingga tiba-tiba terdengar suara sirene panjang yang memecah keheningan. Suara itu menggetarkan dada, seolah memberi isyarat bahwa bahaya besar sedang mengintai.
Namun kali ini, bukan bencana sungguhan. Sirene itu adalah awal dari Major Emergency Drill (MED) 2025, sebuah simulasi penanganan keadaan darurat berskala besar. Walau hanya latihan, suasana yang tercipta benar-benar mencekam, seperti menghadapi kejadian nyata.
Skenarionya dibuat kompleks: kebocoran terjadi pada tangki 946-TK-18, percikan listrik memicu kebakaran besar, lalu ledakan mengguncang area kilang. Kepulan asap seakan menyelimuti udara, menimbulkan kepanikan. Di sisi lain, minyak yang tumpah diceritakan mengalir hingga ke perairan Jetty I, menghadirkan tantangan tambahan bagi tim laut.
Di tengah hiruk-pikuk, terdengar kabar tentang dua korban. Satu orang mengalami patah tulang, sementara seorang lainnya jatuh ke laut akibat kram otot. Narasi itu membuat situasi semakin dramatis. Semua mata tertuju pada tim tanggap darurat, yang harus bergerak cepat demi menyelamatkan nyawa.
Di lokasi, terlihat wajah-wajah serius para petugas. Ada yang mengenakan baju tahan api, ada pula yang bergegas membawa tandu. Koordinasi darat dan laut berjalan intens. “Hati-hati, pastikan korban aman,” terdengar teriakan seorang komandan lapangan.
Di laut, tim penyelamat menurunkan sekoci untuk mencari korban yang jatuh. Ombak kecil tidak menghalangi mereka. Dengan tali pengaman yang kuat, seorang rescuer akhirnya berhasil menarik korban ke atas kapal. Tepuk tangan spontan pecah, meski hanya simulasi, momen itu terasa nyata menyentuh hati.
Di sisi lain, tim medis bergegas menangani korban patah tulang. Mereka dengan sigap melakukan imobilisasi, sebelum korban dibawa ke tenda darurat. Raut wajah korban yang diperankan relawan tetap membuat suasana terasa emosional. Bagaimana jika ini benar-benar terjadi?
Waktu berjalan cepat. Selama hampir dua jam, tim bekerja tanpa henti, melawan api, mengendalikan tumpahan minyak, dan menolong korban. Pada pukul 11.03 WIB, sirene tanda aman berbunyi. Semua menarik napas lega. Latihan usai, namun perasaan tegang masih menggantung.
Waluyo, perwakilan dari Direktorat KPLP, yang turut hadir, mengakui keseriusan semua pihak. "Simulasi ini menunjukkan kesiapan yang sangat baik. SDM, peralatan, semua memenuhi standar. Artinya, kita bisa lebih tenang bila hal buruk benar-benar terjadi," ujar Waluyo
Bagi Uut Setiaji, Manager Marine Operation Area Sumbagut, latihan ini membuktikan kekuatan koordinasi. "Tim darat dan laut sama-sama sigap. Kesiapan ini didukung penuh tenaga kerja tersertifikasi dan peralatan yang memadai. Itulah yang membuat kami optimis," jelasnya.
Senada, Dienda Rieski Pramita dari Direktorat KPLP menekankan bahwa simulasi bukan formalitas. 'Ini bukan hanya uji coba. Latihan ini juga menjadi kewajiban perusahaan untuk membuktikan kepatuhan dalam pencegahan pencemaran. Lebih dari itu, ini tentang menyelamatkan manusia dan lingkungan," katanya.
Dari sisi internal, Ririanti, Manager Production RU II Sungai Pakning, menegaskan bahwa latihan adalah bentuk investasi. "Kami sadar, peningkatan tidak boleh berhenti. Latihan ini bukti komitmen kami menjaga pekerja, masyarakat, dan lingkungan. Keselamatan adalah amanah yang harus terus dijaga," kata Rianti.
Di luar aspek teknis, ada nilai yang lebih besar: rasa kebersamaan. Dalam simulasi itu terlihat bagaimana setiap orang, dari petugas keamanan hingga relawan medis, bekerja sebagai satu tim. Tak ada yang lebih penting selain memastikan semua selamat.
Latihan itu pun menjadi pengingat bahwa di balik deru mesin kilang yang menopang energi negeri, selalu ada risiko besar. Bahaya kebakaran, ledakan, atau tumpahan minyak bisa datang kapan saja. Dan hanya dengan kesiapsiagaan seperti inilah nyawa manusia dan lingkungan bisa terlindungi.
Bagi masyarakat Sungai Pakning, latihan ini menghadirkan rasa aman. Mereka tahu, jika bencana benar-benar terjadi, kilang dan semua pemangku kepentingan siap menghadapi. Dan bagi pekerja, latihan ini meneguhkan keyakinan bahwa setiap langkah mereka di kilang selalu didampingi komitmen kuat pada keselamatan.
Komentar Anda :