Unik dan Bernuansa Budaya, Stand Desa Sejangat Pamerkan Layangan Wau di MTQ Bukit Batu ke-26
BUKIT BATU,Riauline.com – Suasana meriah tampak di arena bazar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-36 tingkat Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sabtu (25/10/2025). Sejumlah stand dari berbagai desa menampilkan aneka produk unggulan dan kuliner khas daerah masing-masing. Namun, ada yang paling mencuri perhatian pengunjung stand bazar milik Desa Sejangat.
Jika desa lain fokus memamerkan produk makanan dan kerajinan tangan, Desa Sejangat justru tampil berbeda. Stand mereka dipenuhi deretan layangan wau yang menawan, dengan beragam bentuk, ukuran, dan motif yang memikat mata setiap pengunjung yang melintas.
Layangan-layangan tersebut tak hanya sekadar hiasan. Setiap helai benangnya menyimpan makna dan nilai budaya yang mendalam. Kepala Desa Sejangat, Rahmad Iswandi, mengatakan, ide menampilkan layangan wau di stand bazar berangkat dari keinginan untuk mengangkat kembali warisan budaya Melayu yang mulai jarang dijumpai.
“Pada MTQ kali ini, kami ingin tampil agak berbeda. Kami memajang sejumlah bentuk dan jenis layangan wau yang memiliki nilai estetika tinggi dan makna simbolik dalam budaya Melayu. Setiap layangan dikerjakan dengan teliti dan penuh seni,” ujar Rahmad.
Menurutnya, layangan wau bukan hanya mainan tradisional, melainkan simbol keindahan, ketekunan, dan kreativitas masyarakat Melayu. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian tinggi, mulai dari memilih bahan, membentuk rangka, hingga menghias permukaannya dengan motif bunga atau sulur yang khas.
“Layang wau adalah nama lain untuk layang-layang tradisional. Sebutan ini berasal dari bentuk sayapnya yang menyerupai huruf Jawi ‘wau’, atau karena mirip bulan sabit saat diterbangkan,” jelas Rahmad dengan senyum bangga.
Ia menambahkan, keikutsertaan Desa Sejangat dalam bazar MTQ tidak hanya untuk memeriahkan kegiatan, tetapi juga untuk memperkenalkan kembali warisan budaya lokal kepada generasi muda agar tidak punah ditelan zaman.
“Kami berharap anak-anak dan remaja sekarang bisa mengenal serta mencintai budaya sendiri. Layangan wau adalah salah satu identitas yang menunjukkan kekayaan tradisi Melayu di Bengkalis,” tambahnya.
Keberadaan layangan wau di stand bazar Desa Sejangat pun menjadi magnet bagi pengunjung. Banyak yang berhenti untuk berfoto dan mengagumi detail keindahan motif yang terpampang di permukaan layangan. Bahkan, beberapa pengunjung tampak tertarik untuk membeli layangan sebagai cendera mata khas desa tersebut.
Dengan tampil beda dan sarat nilai budaya, stand Desa Sejangat bukan hanya memperindah suasana bazar MTQ, tetapi juga menghadirkan pesan penting: bahwa kemajuan tidak harus melupakan akar tradisi. Di balik keindahan layangan wau, tersimpan semangat masyarakat Sejangat untuk menjaga warisan leluhur tetap hidup dan mengudara tinggi di langit Bukit Batu.
Komentar Anda :