Malam Ricuh di Gedung Cik Puan: Peserta Bujang Dara Bengkalis Diduga Tertipu Panitia
BENGKALIS,Riauline.com – Malam yang seharusnya penuh sorak dan tepuk tangan di Gedung Cik Puan Bengkalis, Sabtu (25/10/2025), justru berakhir ricuh. Puluhan peserta dan orang tua meluapkan emosi setelah merasa tertipu oleh panitia penyelenggara ajang yang mengatasnamakan “Pemilihan Bujang Dara Bengkalis 2025”.
Acara yang diklaim sebagai ajang bergengsi itu ternyata tidak memiliki izin resmi dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bengkalis. Padahal, sejak awal, kegiatan ini digembar-gemborkan sebagai ajang resmi daerah yang bertujuan mencari duta wisata dan budaya.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, even Bujang Dara ini telah mengalami pengunduran jadwal hingga tiga kali. Panitia semula menjanjikan acara besar dengan prosesi karantina dan malam puncak, namun hingga malam pelaksanaan, yang terjadi justru hanyalah pelantikan pengurus semata.
Kekecewaan peserta semakin memuncak lantaran banyak di antara mereka sudah mendaftar sejak sebulan sebelumnya. Tercatat sekitar 150 pasang peserta mengikuti ajang ini dengan biaya pendaftaran sebesar Rp100.000 per orang. Namun, hingga acara digelar, janji hadiah, jadwal kegiatan, dan transparansi keuangan tidak pernah dijelaskan secara pasti.
Sementara itu Disparbudpora Bengkalis menegaskan, pihaknya sama sekali tidak mengetahui kegiatan tersebut. “Mereka tidak pernah mengurus izin kegiatan ke kami. Hanya pernah datang untuk audiensi saja. Untuk lebih lanjut bisa ditanyakan langsung ke kantor,” ujar salah seorang staf di dinas tersebut.
Kabar bahwa kegiatan tersebut tidak berizin langsung menyulut kemarahan peserta dan orang tua. Mereka merasa nama besar ajang Bujang Dara Bengkalis disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Suasana yang awalnya penuh tawa berubah menjadi tegang ketika sejumlah peserta menuntut kejelasan.
Kericuhan pun tak terelakkan. Suara protes mulai menggema dari barisan kursi penonton. Sejumlah peserta dan orang tua maju ke depan panggung, menuntut panitia memberikan klarifikasi terkait uang pendaftaran dan legalitas acara. Panitia yang panik tampak kebingungan menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan secara beruntun.
Ketegangan meningkat setelah beberapa peserta menuding panitia melakukan penipuan. Situasi semakin tidak terkendali ketika sebagian massa mulai memaksa ketua panitia keluar ruangan. Pihak keamanan internal yang berusaha menenangkan keadaan pun kewalahan menghadapi gelombang kemarahan peserta dan keluarga.
Akhirnya, untuk mencegah situasi semakin memanas, ketua panitia digiring oleh massa menuju Polres Bengkalis. Ia dimintai keterangan terkait dugaan penipuan dan pungutan biaya tanpa dasar hukum yang jelas. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian mengenai proses pemeriksaan yang berlangsung.
Sementara itu, peserta mengaku kecewa dan merasa dirugikan secara materi maupun moril. “Kami sudah keluar biaya untuk kostum, rias, dan transportasi. Tapi malah seperti ini akhirnya. Tidak ada kejelasan, tidak ada tanggung jawab,” keluh Santi salah seorang peserta.
Menanggapi kejadian ini, pihak Disparbudpora Bengkalis menegaskan akan segera berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. Mereka berkomitmen memastikan agar kegiatan serupa tidak terulang tanpa izin resmi dari instansi berwenang.
Kini, Gedung Cik Puan yang semula dirancang menjadi tempat unjuk bakat dan pesona muda-mudi Bengkalis, justru meninggalkan kisah pilu. Di balik gaun indah dan senyum di atas panggung, tersimpan rasa kecewa dan kemarahan yang belum terjawab. Publik pun berharap, keadilan bisa ditegakkan agar nama baik Bujang Dara Bengkalis kembali bersinar sebagaimana mestinya.(Eru)
Komentar Anda :