Massa PMII dan Sopir Truk Geruduk Kantor Dishub Bengkalis, Desak Kadishub Mundur karena Gagal Atasi Masalah Roro 
  
    
      
BENGKALIS,Riauline.coml – Aksi unjuk rasa terkait kisruh layanan penyeberangan roll on-roll off (roro) di Kabupaten Bengkalis kembali memanas. Puluhan massa gabungan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan sopir truk menggeruduk Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Bengkalis, Jumat (17/10/2025).
Aksi tersebut merupakan buntut dari kekecewaan masyarakat terhadap buruknya manajemen dan pelayanan penyeberangan roro Bengkalis–Pakning yang dinilai semakin semrawut dan merugikan banyak pihak. Massa menuntut Kepala Dishub Bengkalis, Adi Pranoto, agar mundur dari jabatannya karena dianggap gagal menuntaskan persoalan tersebut.
Massa memulai aksi dari Pelabuhan Roro Sungai Air Putih sebelum melanjutkan konvoi menuju Kantor Dishub di Jalan Pramuka.
Mereka datang dengan truk bermuatan buah sawit dan sayuran dari wilayah Pakning sebagai simbol kerugian ekonomi akibat macetnya penyeberangan.
“Kami sudah bosan dengan janji Kadishub Bengkalis. Sampai sekarang roro tetap amburadul. Kami rugi, petani rugi, sopir terkatung-katung, uang kami habis di roro saja. Anak istri kami di rumah mau makan apa lagi?," ujar salah seorang sopir truk dalam orasi unjuk rasa.
Aksi tersebut dijaga ketat oleh aparat kepolisian, Satpol PP, serta personel Kodim 0303/Bengkalis untuk mencegah terjadinya bentrokan.
Meski sempat memanas, unjuk rasa berjalan kondusif hingga siang hari.
Para mahasiswa PMII menilai Kepala Dishub Bengkalis telah mengingkari komitmen yang pernah disampaikannya pada 3 September 2025 lalu. Saat itu, Adi Pranoto berjanji akan mundur dari jabatannya bila persoalan roro tidak tuntas hingga akhir September.
“Sampai hari ini tidak ada perbaikan, justru makin parah. Kami menagih janji Kadishub yang katanya siap mundur. Sekarang buktikan!", ujar Mizan, Orator PMII Bengkalis.
Menanggapi desakan tersebut, pihak Dinas Perhubungan Bengkalis menyebutkan bahwa saat ini terdapat tiga kapal yang beroperasi di lintasan Bengkalis–Pakning, yakni KMP Mutiara Pertiwi, KMP Swarna Darma, dan KMP Swarna Putri.
Kapal terakhir disebut baru diturunkan ke lintasan setelah gelombang protes warga meluas di media sosial.
Namun penjelasan tersebut tidak mampu meredakan amarah massa. Para demonstran menolak berdialog dan bersikeras menuntut satu hal: Adi Pranoto harus mundur dari jabatannya.
Sebagai puncak aksi, massa dari PMII melakukan penyegelan simbolis terhadap Kantor Dishub Bengkalis. Spanduk bertuliskan tuntutan mundur dipasang di gerbang kantor sebagai tanda hilangnya kepercayaan publik terhadap instansi tersebut.
“Penyegelan ini bentuk nyata dari ketidakpercayaan kami terhadap Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis,”
tegas Mizan di akhir orasi.
Aksi ini pun menjadi peringatan keras bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis agar segera mengambil langkah konkret memperbaiki pelayanan roro yang menjadi urat nadi transportasi masyarakat di pesisir.
 
 
	
    
    
	
	
Komentar Anda :