Tangis di Bukit Batu: Enam Rumah Rata dengan Tanah, Warga Kehilangan Tempat Tinggal
BENGKALIS,Riauline.com - Suasana hening dini hari di Dusun Bukit Batu Laut, Desa Bukit Batu, Kecamatan Bukit Batu, mendadak pecah oleh jeritan dan kepanikan warga. Api yang berkobar sekitar pukul 03.30 WIB, Minggu (21/9/2025), melalap enam rumah sekaligus. Dalam sekejap, tempat tinggal yang selama ini menjadi sandaran hidup rata dengan tanah.
Erfan Irwandi, salah seorang warga, masih teringat jelas bagaimana ia terbangun karena hawa panas yang tiba-tiba. “Begitu saya keluar rumah, asap sudah tebal dan api besar muncul dari dapur rumah Aldi Putra. Saya langsung teriak minta tolong,” kenangnya dengan wajah masih pucat.
Bersama Ahmad dan Iksan Afdoli, Erfan berlari membangunkan warga lain. Mereka berusaha sekuat tenaga memadamkan api dengan peralatan seadanya, namun kobaran semakin membesar, melahap kayu demi kayu, meninggalkan suara gemeretak mengerikan.
Kedatangan tim pemadam kebakaran disambut harap warga. Namun, angin yang bertiup kencang dan jarak rumah yang berdempetan membuat api sulit dijinakkan. Enam rumah akhirnya ludes, hanya tersisa abu dan rangka kayu yang hangus terbakar.
Kapolsek Bukit Batu, Kompol Rohani Akbar, memastikan tidak ada korban jiwa. “Meski enam rumah habis terbakar, semua penghuni berhasil menyelamatkan diri. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya. Pernyataan itu sedikit melegakan, namun tak mampu menghapus duka kehilangan harta benda.
Di lokasi kejadian, sejumlah warga hanya bisa terduduk lemas, memandangi puing rumah mereka yang kini tak lagi bisa dihuni. Anak-anak kecil menangis ketakutan, sementara orang tua berusaha menenangkan meski hati mereka hancur.
“Tak ada yang bisa kami selamatkan, semua terbakar habis,” ucap Aldi Putra, pemilik rumah pertama yang terbakar. Dengan suara lirih, ia menuturkan hanya bisa membawa pakaian di badan saat menyelamatkan diri bersama keluarganya.
Meski diterpa duka, solidaritas warga terlihat begitu kuat. Tetangga yang selamat dari kobaran api segera memberikan tempat tinggal sementara bagi keluarga korban. Gotong royong dan bantuan seadanya menjadi penguat bagi mereka yang tengah diuji.
Kini, penyelidikan terus dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran. Namun bagi para korban, yang terpenting bukanlah asal api, melainkan bagaimana mereka bisa kembali menata hidup dari sisa abu yang ditinggalkan si jago merah.
Komentar Anda :